Pemerintah Indonesia akhirnya resmi mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi jenis Solar Pertalite. Hal ini diumumkan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Sebagai informasi dimana harga BBM Pertalite yang sebelumnya 7.650 pe liter menjadi 10 ribu per liter. Sedangkan harga solar yang sebelumnya 5.150 menjadi 6.800 per liter.
Presiden juga mengatakan, pemerintah sudah berupaya sebaik mungkin untuk bisa mendukung rakyatnya dari gejolak harga dari minyak dunia. Sebenarnya Jokowi sendiri ingin agar harga BBM tetap terjangkau dengan memberi subsidi lewat APBN.
Akan tetapi, keinginan ini tidak bisa dilanjutkan. Karena, anggaran subsidi serta kompensasi BBM di tahun 2022 sudah meningkat sebanyak 3 kali lipat dari yang sebelumnya 152 tiliun menjadi 502 triliun, jumlah ini akan diperkirakan terus meningkat.
Berikut efek domino dari kenaikan BBM khususnya di negara Indonesia, antara lain:
1. Tingkat inflasi dapat tembus 6%
Terjadinya kenaikan BBM, analis dari Makroekonomi Bank Danamon yakni Irman Faiz memprediksi, inflasi di akhir tahun 2022 akan meningkat pesat. Dimana peningkatan inflasi tak akan berhenti hingga setidaknya di paruh pertama 2023.
Di akhir tahun 2022 ini inflasi umum bisa menjadi 6,1 persen. Lalu inflasi pun akan terus meningkat serta puncaknya ada di kuartal II, dimana perkiraan inflasi dapat mencapai 7,4 persen.
Tidak hanya inflasi umumnya saja yang meningkat, Faiz pun memprediksi inflasi secara fundamental dapat tekerek.
Dengan terjadinya inflasi inti tersebut, Faiz memperkirakan BI akan lebih agresif untuk meningkatkan suku bunganya. Sesudah di pertemuan di bulan lalu pihak BI meningkatkan suku bunga acuan yakni 25 bps, kemungkinan besar di akhir tahun 2022 BI akan meningkatkan suku bunga bisa sampai 100 bps.
2. Suku bunga acuan akan semakin tinggi
Peningkatan harga jual BBM ini menciptakan potensi menyudutkan inflasi yang akhirnya dapat direspon oleh Bank Indonesia untuk mengerek lagi suku bunga acuannya menjadi lebih agresif dari prediksi sebelumnya.
Kemungkinan besar inflasi inti dan inflasi umum akan melewati batas atas prediksi Bank Indonesia. Sehingga hal ini akan mendorong pihak Bank Indonesia untuk meningkatkan suku bunga sebesar maksimal 100 bps (basis poin) ke 4,75 persen di sisa tahun 2022 ini.
Padahal sebelumnya, Bank Indonesia sendiri diperkirakan akan meningkatkan suku bunga acuan sebesar 50 bps saja untuk 4,25 persen sampai akhir tahun 2022. Sebagian besar memperkirakan, inflasi umum di tahun 2022 ini akan berada di angka 6,27 persen yoy.
3. Dapat memicu terjadi stagflasi
Pakar Kebijakan Publik Narasi yang bernama Ahmad Nur Hidayat menilai, bahwa kebijakan penyesuaian dari harga BBM bersubsidi ini akan sangat membebankan kehidupan rakyat.
Menurutnya, kenaikan BBM ini dilakukan di waktu yang tidak pas sebab akan menimbulkan dampak pada kenaikan harga di berbagai bahan kebutuhan dan pangan masyarakat luas. Selain itu, dia pun juga menilai bahwa terjadinya kenaikan haga BBM ini berisiko menciptakan stagflasi, yang merupakan rambatan efek atas kenaikan berbagai bahan baku. Bahkan, dia sendiri mengkhawatirkan akan terjadinya peristiwa PHK besar-besaran dimana-mana.
Tidak hanya itu, menurutnya, pabrik-pabrik pun akan sangat keberatan dengan dampak yang terjadi dari kenaikan harga BBM tersebut.
4. Tarif angkutan darat dapat naik 15%
Ketua umum Organda (Organisasi Angkutan Darat) bernama Adrianto Djokosoetono menjelaskan, sebagai dampak harga BBM, dengan begitu biaya angkutan darat bisa naik sangat beraga, kisaran 5 persen sampai 15 persen sesuai dengan jenis angkutannya.
Selain itu dia juga mengatakan, sebagian jenis kendaraan angkutan yang sejatinya memang tidak diatur oleh pemerintah bisa langsung menyesuaikan tarif. Akan tetapi, jenis angkutan darat yang masih diatur oleh pemerintah pastinya harus sigap dalam mengkoordinasikannya, supaya ada perubahan biaya lewat jenis angkutan darat tersebut.
Di luar dari penyesuaian tarif ini, Organda pun akan menyoroti betapa pentingnya kepastian akan pasokan BBM untuk semua SPBU di negara Indonesia. Organda juga turut mendorong pihak pemerintah atau perusahaan Pertamina untuk meningkatkan sistem serta kemudahan dalam proses pendaftaran di aplikasi MyPertamina yang dipakai sebagai alat transaksi membeli BBM bersubsidi.
5. Pasar saham menjadi tertekan
Ivan Rosanova selaku Analis Binaartha Sekuritas, dengan kebijakan atas naiknya harga BBM yang dipakai masyarakat akan berdampak terhadap kenaikan harga kebutuhan sehari-hari.
Ivan juga mengatakan bahwa kondisi ini berpotensi dapat menekan harga saham yang terjadi di pekan depan serta inflasi diperkirakan mengalami kenaikan. Lebih lanjut, dia juga mengatakan langkah BI yang meningkatkan suku bunga memang sebuah sikap antisipasi paling tepat. Dimana sebelumnya pihak Bank Indonesia mengerek suku Bunga acuan sebesar 25 bps. Dengan begitu, suku bunga acuan saat ini bergerak menuju 3,75 persen.