Sebelum berinvestasi di saham, reksa dana dan instrumen investasi lainya, Anda harus mengetahui dan juga memahami banyak aspek terkait hal ini. Salah satunya yang mungkin sudah sering kita dengar yaitu IHSG atau kepanjangan dari indeks saham gabungan. IHSG sendiri menjadi rujukan yang biasa digunakan investor saat harus membuat keputusan kapan harus membeli dan menjual suatu produk investasi yang dipilih.
Tidak sedikit orang yang berhasil dalam melakukan investasi suatu saham, namun ada pula yang mengalami kerugian karena tidak memperhatikan banyak faktor yang menyebabkan indeks harga saham naik turun saat melakukan kegiatan jual beli saham.
Intinya, Indek harga saham dan harga komoditas atau komoditas di pasar bersifat fluktuatif, sewaktu waktu dapat mengalami kenaikan atau juga penurunan. Dari naik dan turunya indeks harga saham ini yang menjadi acuan investor dalam menentukan kegiatan jual beli saham sehingga akan mendapatkan keuntungan dari kegiatan tersebut.
Apa Itu IHSG?
Hampir setiap hari, setiap waktu, berbagai media menyampaikan berita atau laporan mengenai pergerakan IHSG. Dalam satu hari, IHSG akan selalu mengalami pergerakan yang fluktuatif. IHSG sendiri jika melansir dari website Bursa Efek Indonesia merupakan indeks yang mengukur kinerja seluruh saham yang tercatat dalam layar utama Bursa Efek Indonesia, dan dikenal juga dengan kata lain Indonesian Composite Index (ICI).
Banyak emiten yang terdaftar di dalam IHSG. Biasanya setiap stok akan mengalami berbagai perubahan dalam sehari. Ada yang naik, ada yang turun, dan ada yang cukup pasif . Jika semua saham disatukan, semua rata-rata pergerakannya akan tercermin dengan jelas di IHSG. Dengan demikian, ketika IHSG meningkat maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata saham yang tercatat di BEI mengalami peningkatan, begitu pula sebaliknya.
Metode perhitungan yang digunakan dalam IHSG adalah dengan menggunakan total nilai pasar atau harga pasar dari seluruh saham yang tercatat dan total harga cadangan atau harga IPO. Oleh karena itu, harga saham yang digunakan untuk menghitung IHSG didasarkan pada harga saham di pasar dengan sistem lelang. Selanjutnya dilakukan perhitungan setelah bursa ditutup pada akhir transaksi setiap hari.
Faktor yang Mempengaruhi IHSG
1. Nilai Tukar Rupiah
Nilai tukar rupiah yang naik atau turun dapat berdampak menguntungkan atau merugikan pada perusahaan yang mempunyai utang dengan mata uang non rupiah. Pelemahan nilai tukar rupiah Indonesia terhadap mata uang dolar Amerika sering kali membuat lemah harga saham dan akhirnya berujung pada penurunan Indeks Harga Saham atau IHSG.
2. Kebijakan Pemerintah
Suatu Kebijakan mampu mempengaruhi naik turunnya Indeks Harga Saham, walaupun kebijakan tersebut masih dalam tahap pembahasan dan belum dilaksanakan. Beberapa kebijakan pemerintah yang menjadi contoh bahwa kebijakan menyebabkan fluktuasi harga saham, seperti kebijakan impor dan ekspor, kebijakan perusahaan, kebijakan hutang, dan yang terakhir sperti kebijakan Penanaman Modal Asing.
3. Kondisi Politik
Faktor keamanan suatu negara dan kondisi politik juga secara langsung mempengaruhi naik turunnya Indeks harga saham gabungan atau IHSG. Pengaruh suku bunga bank dengan perubahan harga saham juga bisa terjadi, saat suku bunga bank melonjak, harga saham otomatis akan mengalami penurunan.
Fungsi Indeks Harga Saham (IHSG)
Fungsi utama dari IHSG sendiri adalah sebagai tanda perubahan pasar yang terus terjadi. Dengan kata lain IHSG merupakan indeks perubahan saham yang dicatatkan oleh Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa IHSG merupakan cerminan dari status seluruh saham yang ada di pasar modal. Selain itu, IHSG dapat dijadikan tolak ukur yang dapat diandalkan untuk dapat melihat kondisi pasar saham saat ini.
Apabila IHSG sedang mengalami tren positif, berarti harga setiap saham di bursa juga mengalami kenaikan. Begitu juga sebaliknya, jika IHSG sedang mengalami trend lemah, berarti harga rata-rata seluruh saham juga ikut turun. Akan tetapi ada yang perlu digaris bawahi, bahwa kondisi tersebut tidak mutlak. Mungkin saja ada saham yang bertentangan dengan kondisi saham di IHSG.
Apabila Anda akan memulai melakukan investasi pada instrumen saham ataupun reksadana, maka pada umumnya Anda akan mempunyai rekam jejak performa investasi atau portofolio investasi yang dapat Anda pantau setiap saat. Portofolio sendiri adalah sekumpulan aset investasi yang sudah Anda miliki.
Anda dapat melihat dan mengevaluasi seberapa baik performans investasi pada portofolio yang Anda punya, dengan adanya Indeks Harga Saham Gabungan. Dapat dicontohkan dengan kasus seperti ini, apabila Anda sudah berinvestasi selama 10 tahun, namun ternyata IHSG mengalami kenaikan 190% dalam puluhan tahun, dan portofolio investasi Anda masih di bawah angka yang disebutkan di atas, maka Anda masih perlu melakukan strategi investasi yang lebih tepat.